Cerpen : Kau Penolong Moral Ku


Matahari sudah mulai terbangun dan beraktivitas. Itu artinya aku harus cepat cepat pergi ke sekolah. Sebelumnya, Namaku Anita, seorang pemudi yang berdarah Indonesia. Oh iya, sebelum berangkat aku harus berpamitan terlebih dahulu kepada ibuku.

Anita : bu, Anita pergi ke sekolah dulu ya..

Ibu : iya nak, hati hati dijalan ya

Sesampainya di sekolah, Tettt.. tett.. tet… Bel telah berbunyi, tapi yang terlihat hanya beberapa orang saja didalam kelas.

Bu Rani : anak-anak yang masuk hari ini hanya segini? Yang lain pada kemana?

Murid : ada yang sakit dan ada yang izin bu.

Udin : ada yang dikantin tuh bu, tadi juga saya melihat ada yang bolos juga bu. Mereka memanjat pagar sekolah setelah mereka tahu kalau hari ini belajarnya tidak full.

Bu Rani : udin, coba kamu panggil teman temanmu yang masih ada di kantin.

Udin: iya bu saya akan kesana.

Anita : saya ikut udin bu.

Anita dan udin langsung menuju kantin

Udin : hei kalian di panggil sama bu Rani tuh, disuruh masuk kelas. Sekarang kan udah waktunya masuk.

Roy : apa apaan si lu, kita tuh lagi sarapan disini. Udahlah lu pergi aja! Ucap Roy sambil mengusir Udin.

Anita : pemuda kok kayak gini sih? Apa moralnya udah pada rusak ya? Malu dong sama diri sendiri udah dewasa tapi masih kayak anak TK.

Roy : lah bodo amat, suka suka gue lah

Ardi : tau lu nit gausah ikut campur urusan cowok lah

Udin : udahlah nit kita langsung ke kelas aja terus bilangin bu Rani deh

Roy dan teman temannya : dasar tukang ngadu

Anita dan udin tidak menanggapi ucapan roy dkk. Mereka langsung menuju kelas dan melaporkan kejadian tadi.

Anita : bu, mereka semua tidak menanggapi apa yang kami bicarakan, mereka malah mengusir kami

Bu Rani : ya sudah, kalian diam disini biar ibu yang berbicara dengan mereka.

Bu Rani menghampiri Roy dan teman temannya

Bu Rani : kenapa kalian tidak menanggapi perkataan Anita dan Udin?

Roy : kata siapa bu? Dia bohong kali bu.

Bu Rani : mereka tadi bilang ke ibu kalau kalian malah mengusir mereka

Ardi : kita tadi bilang sebentar lagi kita akan ke kelas bu, bukan mengusir mereka.

Bu Rani : jadi yang mana yang benar ini?

Roy : kita yang benar bu, bukan Anita dan Udin

Bu Rani : ya sudah, sekarang kalian ikut ibu ke kelas

Roy dan teman-temannya menuju kelas bersama Bu Rani. Bu Rani mencari tahu siapa yang benar dan siapa yang salah

Bu Rani : Anita, Udin coba jelaskan pembicaraan kalian tadi bersama Roy

Anita : tadi saya suruh mereka masuk kelas karena bel sudah berbunyi bu, tapi mereka tidak menanggapi omongan saya bahkan malah mengusir kami

Bu Rani : tapi roy bilang, roy akan masuk kelas sebentar lagi, dan Roy sama sekali tidak mengusir kamu.

Udin : Roy berbohong bu

Roy : eh maksud lo apaan sih nuduh gue kaya gini

Anita : eh santai dong bro, daritadi gue diem gue ngalah bukan berarti gue gak berani sama lo. Gue emang cewe, tapi bukan berarti gue takut sama cowo cowo yang suka melanggar aturan kaya lo

Bu Rani : sudah sudah, ibu percaya sama Anita. Roy kamu ibu hukum karena telah melanggar aturan sekolah. Anita, kamu tentukan hukuman yang pantas buat Roy

Anita : bu, saya ingin Roy merubah sikapnya menjadi lebih baik. Menjadi seorang pemuda yang taat terhadap aturan. Oh iya dia juga harus mengontrol sekolah ini bersama saya esok hari.

Bu Rani : bagaimana Roy, apakah kamu sanggup menuruti permintaan Anita?

Roy : yaudahlah bu, terpaksa

Permasalahan belum cukup sampai disini, karena roy harus menjalankan hukumannya. Keesokan harinya ternyata ada anak baru yang bernama shinta. Sejak kecil Roy dan Shinta bersahabat dan ternyata dari dulu hingga saat ini Shinta menyukai Roy.

Bu Rani : anak- anak, kita kedatangan teman baru. Nak, silahkan perkenalkan dirimu

Shinta : hai, nama gue shinta. Gue pindahan dari SMK Taruna Nusantara.

Bu Rani : shinta kamu duduk di sebelah Ardi

Shinta : maaf bu, saya maunya duduk di sebelah Roy

Bu Rani : ya sudah kamu duduk di sebelah roy

Setelah melihat Shinta duduk di sebelah Roy, Anita tiba tiba merasakan cemburu. Entah sejak kapan dan darimana perasaan itu hadir.

Shinta : hai Roy udah lama nih kita gak ketemu, aku kangen banget deh sama kamu (kata shinta sambil menggandeng tangan Roy)

Roy : apaan sih lu, gatau malu banget (kata Roy sambil melepaskan tangan Shinta)

Setelah pembelajaran selesai dan semuanya pulang kecuali murid murid yang melaksanakan ekskul dan Roy yang masih harus berada di sekolah untuk melaksanakan hukuman yang diberikan Anita kepadanya dan juga Anita yang harus mengawasi Roy melaksanakan hukuman darinya

Roy : Nit, gua harus ngawasin sebelah mana?

Anita : coba lu cek semua kelas yang ada di sebelah sana (kata Anita sambil menunjuk letak kelas yang ia maksud)

Roy : eh lu juga temenin gua dong

Anita : gak, gua mau ngecek kelas yang disebelah sini. Oh iya kalo masih ada anak anak yang belum pulang, gimana caranya lu harus nyuruh mereka pulang. Dengan cara baik baik pokoknya kecuali yang ekskul

Roy : iya bawel (jawab Roy sambil mencubit pipi Anita dan langsung berlari)

Anita langsung mengejar Roy dan mencubit kembali pipi Roy

Roy : eitsss.. gak kena wleeee

Anita : ih lu ngeselin banget sih.

Roy : yaudah maafin gue. Udah sana katanya mau ngecek kelas yang disebelah sana. Nanti kalo udah selesai ngecek gue traktir lo deh ya sebagai permintaan maaf gue ke lo.

Anita langsung pergi dan mengecek kelas. Setelah mereka berdua selesai mengecek kelas. Roy langsung memberikan ice cream kepada Anita

Roy : nih ice cream buat lo

Anita : thanks

Roy : Nit, sorry banget ya atas perlakuan gue selama ini ke lo and thanks banget ya lo udah bikin gue sadar sama apa yang udah gue lakuin selama ini, kesalahan gue yang setiap hari suka ngelanggar aturan. Lo mau nggak jadi sahabat gue?

Anita : hmm.. iya gue maafin lo kok. Alhamdulillah deh kalo lo sekarang udah sadar. Mau gak ya? Trus temen temen lo kaya si Ardi gimana?

Roy : pliss.. lo mau ya jadi sahabat gue. Gue pengen belajar jadi pemuda yang baik dari lo. Masalah Ardi dan temen temen gue, besok gue bakalan coba ngomong ke mereka tentang keputusan gue. Kalo mereka mau ikutin keputusan gue ya Alhamdulillah. Kalo nggak mau juga gak apa apa, kan gue masih punya sahabat kaya lo.

Anita : ciye yang udah bisa mikir dewasa.. iya gua mau kok jadi sahabat lo Roy.

Roy : ini semua kan berkat lo juga nit. Makasih banget ya nit.

Setelah itu Roy dan Anita pulang ke rumahnya masing masing. Sesampainya dirumah, Anita langsung bercerita kepada ibunya tentang kejadian disekolahnya tadi, dia juga menceritakan perasaan cemburu nya terhadap Shinta.

Ibu Anita : nak, perasaan cemburumu itu wajar. Karena masa putih abu abu seperti kamu adalah masa indah untuk kisah asmara. Tapi ibu pesan sama kamu ya nak, cukuplah kamu dan Roy bersahabat.

Anita : iya bu, Anita akan membatasi perasaan ini dan cukup bersahabat dengan Roy

Keesokan harinya, waktu istirahat pun tiba. Ini saatnya Roy membicarakan keputusan yang kemarin kepada teman-temannya. Roy pun mengajak Anita untuk pergi bersamanya menemui teman temannya di kantin

Roy : hai guys, gue mau ngomong sama kalian.

Ardi : lo mau ngomong apaan sih Roy kayanya penting banget?

Roy : gue gak pengen ngelanggar aturan lagi. Gue pengen jadi pemuda yang baik-baik kaya Anita. Gue sadar kalo ngelanggar aturan itu gaada manfaatnya. Terserah kalian mau ikutin gue atau enggak.

Ardi : hmm.. iya juga ya. Iyadeh gua mau ikutin lo Roy

Teman Roy : gua juga ikut lo roy

Roy : yaudah Alhamdulillah kalo kalian udah sadar.

Ardi : maafin gue ya nit kemarin gue udah nyolot sama lo

Anita : iya gak apa apa di, gue maafin lo kok

Berkat Anita, Roy dan teman-temannya menjadi pemuda yang baik, taat pada peraturan, dan mempererat tali silaturahmi. Mereka semua menjadi sahabat yang baik.

Amanat : untuk pemuda-pemudi Indonesia, taatilah peraturan yang ada disekolahmu maupun di lingkungan masyarakatmu. Karena taat dengan peraturan bisa mengubah diri kita menjadi seorang manusia yang disiplin dan beretika. Untuk kalian ladies, Jaga pula perasaanmu dan harga dirimu dengan baik, karena dengan itu kalian bisa menjadi wanita yang berharga dimata orang lain.



Karya : Dinda Nafisah

Related Posts: