Masa Penjajahan Belanda Di Indonesia Serta Peranan VOC Dalam Perdagangan


Penjajah kolonialis Belanda adalah negara yang paling lama menduduki Indonesia. Hampir kurang lebih dari 3,5 abad negara yang wilayah daratannya lebih rendah dibanding lautan itu bercokol di tanah yang kaya akan rempah-rempah.

Banyak kisah yang harus kalian ketahui tentang negara ini " Belanda" orang Indonesia menyebutnya silahkan kalian baca artikel dibawah ini yang membahas mulai dari awal masuk sampai mereka mendirikan perusahaan dagang terbesar di eropa hingga kaya raya.

Latar Belakang Kedatangan Belanda Di Indonesia

Pada mulanya pedagang-pedagang Belanda membeli rempah-rempah dari Lisabon (Lisboa), Portugis. Kemudian terjadilah perang 80 Tahun (Perang kemerdekaan Belanda terhadap Spanyol). Belanda berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Spanyol.

Pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis. Sehingga Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon. Hal inilah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudra untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah

Datangnya Cornelis De Houtman

Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan De Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju Nusantara. Pelayaran tersebut menempuh rute : Belanda – Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan – Samudra Hindia – Selat Sunda – Banten. Selama dalam pelayaran itu selalu berusaha menjauhi jalan pelayaran Portugis. Pada bulan Juni 1596 pelayaran yang dipimpin oleh De Houtman berhasil berlabuh di Banten.

Pada mulanya kedatangan Belanda disambut dengan baik oleh masyarakat Banten. Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan membantu penyerangan ke Palembang oleh Raja Maulana Muhammad. Tetapi belakangan timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan Cornelis de Houtman disebabkan sikap Houtman yang kaku. Houtman hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen. Bila musim paceklik ia tidak mau beli. Maka Houtman diusir dari Banten dengan membawa sedikit rempah-rempah. Namun Houtman disambut dengan gegap gempita. Ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Indonesia.

Kedatangan Jacob Van Neck dan Wybrecht Van Waerwyck 

Tanggal 28 Nopember 1598 rombongan baru dari negeri Belanda dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Wybrecht Van Waerwyck dengan 8 buah kapal tiba di Banten. Saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang buruk, sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap Van Neck yang pandai mengambil hati pembesar Banten, maka tiga buah kapalnya penuh dengan muatan. 
Lima buah kapal yang lain menuju Maluku, juga diterima dengan baik, karena Belanda dianggap sebagai musuh Portugis.

Latar belakang berdirinya Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) 



Keberhasilan ekspedisi Belanda dalam perdagangan rempah-rempah mendorong pengusaha Belanda lain berdagang ke Indonesia. Akibatnya terjadilah persaingan antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Padahal mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol dan Inggris. Akibatnya mereka saling menderita kerugian. 

VOC terbentuk Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu : Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt, Tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Wittert.

Tujuan Didirikannya VOC

1. Untuk menghindari persaingan tidak sehat antara sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

Kelebihan dari VOC

Pada tahap awal VOC belum memiliki kelebihan dari segi modal, kapal, personal maupun persenjataannya dibandingkan kongsi-kongsi dagang bangsa-bangsa Eropa lainnya. Akan tetapi VOC memiliki satu kelebihan yaitu tata kerja yang rapi dan terkontrol dalam sebuah organisasi yang kuat. 
Kelebihan tersebut sangat menentukan keberhasilan VOC pada masa-masa berikutnya.

Hak Octroi yang diberikan dari Pemerintah Belanda pada VOC

1. Monopoli perdagangan
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5. Memiliki tentara sendiri untuk mempertahankan diri
6. Mendirikan benteng
7. Menyatakan perang dan damai
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat

Hak Octroi berlaku untuk masa 20 tahun dan bisa diperpanjang. Selama 1602 sampai 1799 hak octroi telah diperpanjang 30 kali. Hak Octroi ini berlaku diantara dua benua yaitu benua Amerika dan Afrika, antara selat Magelhaens dan Cabo Bona Esperansa (Afrika Selatan). Pelaksanaan hak octroi ini menimbulkan protes dari negara-negara lain.

Benteng Pertama yang didirikan VOC di Banten


Dengan hak octroi itu tahun 1605 VOC berhasil merampas benteng Portugis di Ambon. 
Tahun 1609 VOC berhasil mendirikan Loji di Banten. Tahun 1610 VOC untuk pertama kalinya mengangkat Gubernur Jendral yaitu Pieter Both (1610 – 1614) yang berkedudukan di Ambon. 
Tetapi VOC beranggapan bahwa Ambon letaknya terlalu jauh dari Selat Malaka sehingga kurang strategis. Oleh karena itu perhatian VOC tertuju ke Jayakarta untuk dijadikan pangkalan dagang utamanya.

J.P Coen Menduduki Jayakarta

Ketika itu Jayakarta yang dipimpin Wijayakrama sedang berselisih dengan negeri induknya, yaitu Banten yang dipimpin Ranamanggala. Pertentangan itu dimanfaatkan oleh Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen. Sehingga tahun 1619 J.P. Coen berhasil merebut Jayakarta. Orang Banten di Jayakarta diusir dan kota Jayakarta dibakar. Tanggal 30 Mei 1619 J.P. Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, sesuai nama nenek moyang orang Belanda yaitu bangsa Bataaf. 
Batavia dijadikan markas besar VOC.

Perluasan wilayah oleh VOC

Keberadaan markas besar VOC di Batavia memperkuat kedudukan VOC. Sehingga usaha VOC untuk menguasai wilayah perdagangan rempah-rempah yang lebih luas di Nusantara semakin mudah. Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC diantaranya Malaka (1641), Padang (1662), Makasar (1667) dan Banten (1684). VOC juga menguasai daerah pedalaman Banten dan Mataram yang banyak menghasilkan beras dan lada.

Para Gubernur Jenderal VOC


1. Jan Pieterzoon Coen (1619 – 1629)

Ia dikenal sebagai pendiri kota Batavia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia.

2. Antonio Van Diemen (1636 – 1645)

Ia berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Malaka tahun 1641. Ia juga mengirimkan misi pelayaran dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania dan Selandia Baru.

3. Joan Maetsycker (1653 – 1678)

Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang dan Manado.

4. Cornelis Speelman (1681 – 1684)

Ia berhasil mengalahkan Sultan Hasanuddin dari Makasar, memadamkan pemberontakan Trunojoyo di Mataram dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten

Sistem Pemerintahan VOC

Untuk memerintah wilayah-wilayah di Indonesia, VOC mengangkat seorang Gubernur Jendral yang dibantu oleh empat orang Raad Van Indie (Dewan India). Di bawah Gubernur Jendral terdapat beberapa Gubernur yang memimpin suatu daerah. Di bawah Gubernur terdapat beberapa Residen yang dibantu oleh Asisten Residen. Sedangkan pemerintahan dibawahnya lagi diserahkan kepada pemerintahan tradisional, yaitu raja dan bupati

Dalam melaksanakan pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung (Indirect Rule) dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang lama di Indonesia. Sehingga VOC dapat melaksanakan monopoli perdagangannya dan menarik pajak melalui raja dan bupati. Oleh karena itulah VOC selalu turut campur tentang masalah pergantian raja dan bupati. 

Sedangkan dalam melaksanakan tugas-tugas dari VOC, raja dan bupati selalu mendapat pengawasan oleh residen dan asisten residen. Dalam birokrasi seperti ini desa-desa serta rakyatnya menanggung beban paling berat atas tindakan-tindakan bupati dan rajanya

Kemunduran VOC

- Banyak korupsi
- Anggaran pegawai terlalu besar akibat semakin luasnya wilayah VOC
- Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
- Adanya persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang Portugis dan Inggris.
- Hutang VOC yang sangat besar
- Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran
- Berkembangnya faham liberalisme, sehingga monopoli perdagangan VOC tidak sesuai lagi.
- Badan seperti VOC tidak dapat diharapkan dalam menghadapi Inggris, di Asia Tenggara. Inggris bermusuhan dengan Belanda sejak dikuasai Perancis tahun 1795.

Pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak-hak istimewa VOC (octroi) dihapus. VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda

Related Posts: